(Refleksi Hari Ibu) Perempuan, Sains, dan Peradaban (Portal Jember, Pikiran Rakyat Media Network, Esai, 22 Desember 2020)
https://portaljember.pikiran-rakyat.com/opini/pr-161146986/refleksi-hari-ibu-perempuan-sains-dan-peradaban
"Throughout Islamic history,
women have played important and influential roles in major areas such as policy
making, politics, academia and business; from the first woman entrepreneur,
Khadija bint Khuwailad, to thousands of other Muslim women.” ~ WOMANi 2020
Peringatan
Hari Ibu ke-92 tahun 2020 mengusung tema ‘Perempuan Berdaya, Indonesia Maju’.
Dari empat subtema yang telah ditetapkan, dua
diantaranya adalah tentang memaknai “perjuangan perempuan masa kini untuk
Indonesia maju” dan “perempuan dan laki-laki,
bersama dan berbagi untuk negeri".
Kedua subtema tersebut sangat berkaitan dengan 12
area kritis yang termuat dalam Beijing
Platform for Action (BPFA) yang diantaranya adalah tentang ‘Perempuan dan
Kemiskinan’, ‘Perempuan dan Pendidikan’, ‘Perempuan dan Kesehatan’ serta ‘Perempuan
dan Ekonomi’.
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 tanggal 19
Desember 2000 masa Presiden Abdurrahman Wahid menjadi salah satu tonggak
sejarah yang tidak boleh diabaikan dalam mendorong peran perempuan dalam
pembangunan.
Melalui Inpres inilah, negara memberi ruang untuk
meningkatkan kedudukan, peran, dan kualitas perempuan, serta upaya mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Perempuan
dan Sains
Sebagaimana
simbol bunga dalam logo Peringatan Hari Ibu 2020 yang melambangkan perempuan
berdaya tidak hanya cerdas emosional dan cerdas spiritual, tetapi juga cerdas
intelektual, perempuan juga turut memberi sumbangan dalam perkembangan sains.
Dalam ekonomi Islam, lintas sejarah membuktikan sains
adalah kunci peradaban. Peradaban Islam mengalami kegemilangan saat sains
menjadi cahaya.
Di masa itu, bermunculan para filsuf dan ilmuwan yang
memberikan kontribusi besar pada perkembangan sains.
Namun, sebagaimana di Indonesia, perempuan yang
bergiat pada dunia sains pada pentas dunia tidak sebanyak laki-laki.
Di Indonesia, jumlah peneliti perempuan mencapai 30,6
persen. Angka ini tidak jauh dari komposisi peneliti perempuan di dunia yang
berada pada kisaran 30 persen.
Diantara yang sedikit tersebut, tercatat sejumlah nama
yang temuannya mencapai prestasi tinggi karena kebermanfaatannya.
Pada Maret 2019, Karen Keskulla Uhlenbeck menerima Abel
Prize, penghargaan tertinggi dalam bidang matematika di dunia yang kerap
disebut juga dengan Nobel Matematika, atas rintisannya dalam analisis geometri
modern.
Tahun 2009, Carol W. Greider dan Elizabeth Blackburn memperoleh Nobel
Kedokteran atas temuannya yang menjelaskan telomere dan enzim telomerase yang
mengilhami penelitian lebih
lanjut terkait masalah penuaan, pemeliharaan sel punca, sindrom penyakit
keturunan, dan kanker.
Hampir satu abad sebelumnya, tersebut juga nama Marie
Curie, profesor wanita pertama di Universitas Paris, yang memperoleh Nobel
Fisika atas temuannya berupa dua unsur radioaktif, yaitu polonium dan radium.
Kemudian, Nobel Kimia diperoleh Curie kembali karena
mampu mengisolasi radium serta menjelaskan sifat dan senyawa dari unsur
tersebut.
Beberapa abad sebelumnya lagi, juga tersebut nama Mariyam
al-Ijliya yang diberi julukan Al-Astrolabiya oleh ilmuwan Eropa atas jasanya
dalam bidang astronomi.
Ada juga Sutayta al-Mahamali, ahli aritmatika yang
berhasil memecahkan sistem persamaan dalam matematika.
Juga tersebut nama Dhayfa Khatun yang dikenal sebagai
ahli manajemen dan pemerintahan.
Di Indonesia, ilmuwan paling legendaris adalah Pratiwi
Sudarmono, pakar rekayasa genetik dan bioteknologi yang dimasa lalu dikenal
sebagai astronot perempuan pertama di Indonesia, bahkan di Asia.
Dalam dua dekade terakhir, terus bermunculan nama-nama
peneliti perempuan Indonesia di pentas nasional dan internasional.
Semua mengindikasikan bahwa perempuan Indonesia
semakin mendapat peran dan mampu berkontribusi dalam pengembangan sains sebagai
lokomotif pembangunan perempuan.
Perempuan
dan Peradaban
Di
Indonesia, penetapan Hari Ibu diinspirasi perjuangan para pahlawan wanita
sebelum kemerdekaan.
Nun
jauh sebelum Malahayati, Martha Christina Tiahahu, Nyi Ageng Serang, Cut Nyak
Dhien, Maria Walanda Maramis, Raden Ajeng Kartini, Nyai Achmad Dahlan, Dewi
Sartika atau Rangkayo Rasuna Said lahir, berabad-abad sebelumnya di ujung utara
bagian barat Afrika telah hadir Fatimah al-Fihri yang juga menjadi inspirasi
bagaimana perempuan mampu menjadi agen peradaban.
Fatimah
membuka jalan bagi berkembangnya tradisi keilmuan secara kelembagaan melalui
institusi perguruan tinggi.
Berawal
dari sebuah masjid, Universitas Qarawiyyin yang dibangun dari wakaf Fatimah menjadi
universitas tertua di dunia.
Jauh
lebih tua daripada Universitas Al Azhar di Mesir, Universitas Bologna di Italia,
Universitas Paris di Perancis, terlebih Universitas Oxford di Inggris.
Tidak dapat diingkari, sains adalah kunci peradaban.
Filosofi 'dunia membutuhkan sains dan sains
membutuhkan perempuan' ini pulalah yang mendasari LOréal-UNESCO For Women in
Science terus memberikan penghargaan kepada perempuan yang berkontribusi dalam
bidang sains.
Pada bidang ekonomi dan keuangan syariah, penghargaan
bagi perempuan dirintis oleh lembaga analisis keuangan asal
Inggris, Cambridge International Financial Advisory (IFA) Limited, melalui The WOMANi
Programme.
Merujuk
tiga faktor dasar penilaian, yaitu kepemimpinan, advokasi, dan pengakuan dari industri,
Cambridge-IFA merilis 150 hingga 300 nama perempuan dari seluruh dunia yang
dipandang berkontribusi dalam keuangan dan bisnis Islam.
Mewakili
unsur akademisi, penilaian juga difokuskan pada seberapa besar kontribusi
keilmuan dan riset yang dilakukan. Lagi-lagi, perempuan dan sains menjadi hal
yang tidak bisa dipisahkan.
Tak pelak lagi, perempuan dan sains menjadi salah satu
kunci mendorong dan mempercepat kemajuan suatu negara secara berkelanjutan.
Peran perempuan dalam pengarusutamaan sains, tidak
hanya bagi bangsa dan negara, tapi juga bagi peradaban.
Tepatlah pernyataan, “If
you educate one man, you educate one person. But, if you educate one woman, you
educate one nation”.
Tepatlah
juga apa yang disampaikan Ibn Qayyim Al-Jawziyya, “Women are one half of society which gives birth to the other half so
it is as if they are the entire society.”
Selamat Hari Ibu untuk seluruh perempuan Indonesia!
Perempuan berdaya, Indonesia maju!
Komentar
Posting Komentar