Postingan

Menampilkan postingan dengan label TKI

From Jember to Mecca (Jawa Pos Radar Jember, Perspektif, 17 Agustus 2018, Hlm. 21 & 27)

Gambar
Oleh: Khairunnisa Musari “Jadi Mbaknya ini belum pernah ke luar negeri? Kalau saya sih sudah pernah ke Singapura, Hongkong, dan Malaysia. Bahkan saya sudah beberapa kali mengajak saudara dari Jember untuk kerja di Malaysia…” Tiba-tiba saya teringat kembali percakapan dengan seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ketika bertemu di Kantor Imigrasi Jember sekitar 10-11 tahun lalu. Saat itu, untuk pertama kalinya saya membuat paspor. Wajah saya yang tampak kebingungan mungkin mengundang perhatiannya untuk menyapa. Jika ingat pertemuan itu, saya agak geli karena terkenang ekspresinya. Saya menangkap rasa ‘ibanya’ kepada saya yang belum pernah bepergian ke luar negeri. Pada tahun-tahun tersebut, dari sebuah diskusi publik yang pernah diselenggarakan oleh Universitas Jember, Dewan Pimpinan Wilayah Serikat Buruh Migran Indonesia (DPW-SBMI) Provinsi Jawa Timur membuka fakta tingginya keinginan warga Jember bekerja di luar negeri . Rata-rata setiap tahun ada 240 orang warga Jember ...

TKI dan Masa Depan MEreka (Radar Jember, Perspektif, 28 Agustus 2010)

Gambar
Oleh: Khairunnisa Musari Saya: Mau mengurus paspor, Mbak? TKI: Iya, saya mau perpanjangan. Saya: Kerja di Malaysia ya, Mbak? TKI: Iya, saya pernah kerja lama di sana. Ini mau ke sana lagi. Kalau Mbaknya? Saya: Saya mau ngurus untuk keperluan sekolah. TKI: Mbaknya ini perpanjangan atau baru pertama kali buat paspor? Saya: Baru pertama kali. TKI : Haaaaa... Berarti Mbaknya belum pernah ke luar negeri dong?!! Ya, saya masih ingat betul percakapan yang pernah terjadi sekitar 3 tahun lalu di ruang tunggu Kantor Imigrasi Kabupaten Jember. Saya bermaksud mengajak ngobrol perempuan yang duduk di sebelah saya. Niat baik untuk menyapa ramah, ternyata berbuntut kedongkolan. Hehehe, betapa tidak. Ekspresi perempuan itu membelalakkan mata ketika mendengar saya belum pernah ke luar negeri. Entahlah, respon demikian karena memang tak percaya atau menertawakan. Yang jelas, perempuan itu kemudian fasih bercerita tentang bagaimana negeri jiran yang selalu disebutnya “luar negeri” itu. Bisa jadi...