Postingan

Menampilkan postingan dengan label SINDO

OPINI NEWS HARIAN SINDO & KOLOM EKONOMI WWW.OKEZONE.COM, 19 JUNI 2008

TENDENSI LIBERALISASI (MIGAS) Oleh: Khairunnisa Musari (Mahasiswa S3 Program Studi Ekonomi Islam Unair dan Peneliti INSEF) ”…politik terletak di muka, tetapi orang politik yang tidak mengetahui ekonomi tidak akan berhasil dalam menentukan tujuan tepat bagi politik perekonomian….Politik perekonomian haruslah diciptakan ahli politik yang tahu ekonomi….” (Moh Hatta,1960) Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menyisakan persoalan yang belum tertuntaskan. Kini, bayang-bayang kenaikan harga BBM jilid II sudah mengemuka. Perdebatan kembali memanas. Ada hipotesis, kenaikan harga BBM sesungguhnya bukanlah persoalan menyelamatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bukan pula persoalan dampak kenaikan harga minyak dunia. Apalagi, bukan pula persoalan banyak orang kaya yang menggunakan hak orang miskin. Melainkan persoalan liberalisasi minyak dan gas (migas) di Indonesia! Jika merunut ke belakang, tahun 2003 merupakan tonggak hadirnya liberalisasi migas, terutama industri hilir, di ...

OPINI NEWS SINDO 6 MEI 2008

Dilema Sebuah Kebijakan Thursday, 6 May 2008 Oleh: Khairunnisa Musari Kandidat Doktor Unair, Peneliti Institute For Strategic Economics and Finance (INSEF) Sejauh ini pemerintah sudah pasti menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Namun besaran harganya masih belum ditentukan. Opsi menaikkan harga BBM sangatlah dilematis. Bagaimana menyikapinya? Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2008, pagu anggaran subsidi energi mencapai Rp187,108 triliun. Dari nilai ini, Rp126,816 triliun dialokasikan untuk subsidi BBM dan Rp60,292 triliun untuk listrik. Atas dasar itu, penghematan konsumsi BBM bersubsidi merupakan salah satu skenario penting pemerintah dalam mengamankan APBN-P 2008. Dalam kalkulasi Institute for Development of Economis and Finance (Indef), opsi menaikkan harga BBM sulit dihindari oleh pemerintah karena pilihan itu yang paling memungkinkan di tengah harga minyak dunia yang terus meroket. Keputusan menaikkan harga BBM akan langsung menguba...

SINDO NEWS OPINI (25 APRIL 2008)

Badai Minyak Dunia Jum'at, 25/04/2008 Oleh: M Ikhsan Modjo (Direktur Indef) Khairunnisa Musari (Peneliti Insef) Saat ini badai minyak tengah melanda dunia.Badai yang berawal dari krisis harga minyak global menjelma menjadi krisis ekonomi global. Mengapa terjadi, bagaimana dampaknya,dan apa yang harus dilakukan? Kenaikan harga minyak dunia dipicu oleh persoalan struktural.Peningkatan permintaan tidak diimbangi peningkatan kemampuan pasok.Permintaan dunia dari tahun ke tahun meningkat rata-rata 1,5% atau sekitar 85 juta barel per hari. Pada 2008, permintaan meningkat 2% sehingga menjadi sekitar 87,7 juta barel per hari. Saat ini, China dan India menjadi motor pertumbuhan ekonomi dunia. Dalam 10 tahun terakhir, konsumsi China tumbuh rata-rata 6,5% per tahun dan India rata-rata 5%. Impor China meningkat hampir 2 kali lipat dari sekitar 4 juta barel per hari pada 2002 menjadi sekitar 7,5 juta barel per hari pada 2007. Dewasa ini, kemampuan pasok minyak dunia kian dihadapkan pada berbag...

SINDO Nasional (15 April 2008)

UU ITE Tak Sekadar Blokir Pornografi Oleh: Naurah Najwa Hairrudin (Mantan Jurnalis, Sedang Menempuh Program Doktor di Universitas Airlangga) Undang-Undang (UU) Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) disahkan tanpa ingar-bingar. Semula, banyak pihak memandang positif kehadiran UU ITE karena tujuannya mulia, melindungi moral bangsa. Namun dalam perkembangannya, banyak pihak mulai berpolemik terkait ekses negatif dari UU tersebut, terutama bagi dunia pers. Bagaimana menyikapinya? UU ITE adalah cyber law pertama di Indonesia.Semula, sebagian besar masyarakat memiliki persepsi bahwa UU tersebut sebatas untuk memblokir situs porno. Setelah proses sosialisasi berjalan, barulah dipahami bahwa UU tersebut memiliki substansi yang melingkupi seluruh transaksi berbasis elektronik. Sebagai payung hukum dunia maya pertama,cukup dipahami jika UU ITE menimbulkan polemik. Perdebatan mengemuka di sejumlah kalangan, termasuk di kalangan pers.Bagi dunia pers,UU ITE dipandang sebagai sinyal menguatnya...

SINDO Nasional - News Opini / Kolom Ekonomi (economy.okezone.com) - 11 April 2008

News Opini Akhir Laissez-Faire Keempat Oleh: Khairunnisa Musari Mahasiswa S3 Ilmu Ekonomi Minat Studi Ekonomi Islam Unair dan Peneliti Institute for Strategic Economics and Finance (Insef) ”… fundamentalisme pasar telah menjadi demikian kuatnya sehingga kekuatan politik mana pun yang berani menentangnya akan dicap sebagai sentimental, tidak logis, dan naif…. Pendek kata,apabila kekuatan pasar dibiarkan bebas secara penuh, meskipun di bidang murni ekonomi dan keuangan murni, maka kekuatan pasar ini akan menghasilkan kekacauan dan pada akhirnya menuju pada hancurnya tatanan kapitalisme global....” George Soros (1998). Miliuner George Soros mengatakan, krisis keuangan saat ini adalah yang terburuk sejak depresi besar tahun 1929. Krisis ini sedang menuju titik nadir. Soros mengatakan, akar krisis kekacauan di sektor keuangan, tertanam sejak dekade 1980-an. Saat itu, Ronald Reagen dan Margaret Thatcher mendamba laissez-faire, mazhab yang menjunjung pasar liberal atas dasar keyakinan bahwa...