Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2009

"NEOLIBERALISME VS EKONOMI KERAKYATAN" ALA SRI-EDI SWASONO (Surabaya Post, Oeuvre, 14 Juni 2009)

Gambar
Oleh: Naurah Najwa Hairrudin ( Mantan Jurnalis, sedang menempuh program Doktoral di Unair, mahasiswa Prof Sri-Edi Swasono) Jauh sebelum isu neoliberalisme diperbincangkan, Sri-Edi Swasono sudah lebih dahulu menyorotinya. Kebanyakan buku-buku Sri-Edi bicara tentang mewa spadai neoliberalisme. Hal ini mungkin tidak lepas dari peran mertuanya, Bung Hatta, yang telah menanamkan padanya bahwa ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang paling tepat untuk bangsa ini. Isu yang santer berkembang menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 adalah paham neoliberalisme vs ekonomi kerakyatan. Jauh sebelum isu ini diperbincangkan, Sri-Edi Swasono adalah salah satu dari sedikit orang yang sudah sejak dahulu menjadikannya sebagai isu krusial. Tidak pelak lagi, lantaran hal ini pula, Sri-Edi kerap dianggap sebagai ‘orang aneh’ karena kekeuh menolak neoliberalisme dan mempertahankan ekonomi kerakyatan. Dalam Kompetensi dan Integritas Sarjana Ekonomi (2002), Sri-Edi m

STIGLITZ, INDONESIA, DAN EKONOMI SYARIAH (Surabaya Post, Oeuvre, 7 Juni 2009)

Gambar
Oleh: Khairunnisa Musari  Ada benang merah antara Stiglitz, pemenang Nobel ekonomi 2001, dengan Indonesia dan ekonomi syariah. Melalui buku-bukunya, Stiglitz banyak mengungkap berbagai persoalan yang secara langsung dan tidak langsung dihadapi Indonesia. Melalui bukunya pula, terkuak pemikiran Stiglitz yang entah disadarinya atau tidak, memiliki sudut pandang yang sama dengan ekonomi syariah. Joseph E. Stiglitz adalah pemenang Nobel bidang ekonomi tahun 2001. Kemenangannya diraih atas penciptaan cabang teori baru yang disebut The Economics of Information yang banyak mengulas dampak asimetri informasi. Teori ini merupakan pionir dalam konsep adverse selection dan moral hazard yang saat ini menjadi pedoman bagi para teoritis dan analis kebijakan. Selain sebagai pemenang Nobel, Stiglitz dikenal juga sebagai ekonom ‘kontroversial’. Stiglitz kerap membela kepentingan negara-negara dunia ketiga. Ia terkenal dengan kritiknya terhadap globalisasi, fundamentalisme ekonomi pasar, dan seju