Postingan

Menampilkan postingan dari Mei 28, 2009

SUKUK, MENUJU INSTRUMEN SENTRAL FISKAL DAN MONETER (MAJALAH SHARING, EDISI APRIL NO. 28/TAHUN III/2009

Oleh: Rifki Ismal (Mahasiswa PhD Islamic Finance, Durham University, UK) Khairunnisa Musari (Mahasiswa S3 Ilmu Ekonomi Islam, Universitas Airlangga, Surabaya) Penjualan sukuk ritel laris manis. Respon investor luar biasa. Sebelum sampai akhir masa penawaran, penjualan sukuk ritel sudah menembus target indikatif. Ke depan, pemerintah patut mempertimbangkan sukuk tidak hanya sebagai sumber pembiayaan dalam kebijakan fiskal, tetapi dapat juga menjadi instrumen sentral bagi kebijakan moneter di Indonesia. Pada hari ke-12 penawaran, penjualan sukuk berseri SR-001 sudah terjual Rp 3,446 triliun. Nilai ini sudah melampaui target indikatif pemerintah yang sebesar Rp 3,4 triliun. Dari semula, pemerintah memang optimis penerbitan sukuk ritel pada akhir Februari ini akan mendulang sukses. Optimis pemerintah cukup beralasan mengingat, pertama, penerbitan sukuk sebelumnya, yaitu Ijarah Fixed Rate (IFR) 0001 dan 0002 pada Agustus 2008 lalu, mendulang penghargaan karena dinilai sukses dari sisi perm

AIR, PANGAN, ENERGI (EKONOMIA, REPUBLIKA, 28 MEI 2009)

Oleh: Khairunnisa Musari (Mahasiswa S3 Ilmu Ekonomi Islam Unair) “Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang rumput, dan api” (HR Abu Dawud, Ahmad dan Ibnu Majah) Dalam konteks kekinian, hadist yang menitikberatkan ‘air, padang rumput, dan api’ dapat kita terjemahkan dengan pemenuhan sektor air, pangan, dan energi. Jika disimak, tiga hal tersebut sangat relevan dengan berbagai persoalan yang terjadi di Indonesia belakangan ini. Sepanjang 2008 lalu, tiga persoalan tersebut menjadi masalah nyata di Indonesia. Di awal tahun, naiknya harga dan langkanya sejumlah kebutuhan bahan makanan pokok menjadi sorotan. Isu yang menguak, Indonesia mengalami krisis ketahanan pangan akibat ketergantungan impor, ketidakmampuan berswasembada pangan, dan makin sedikitnya penduduk yang berminat di sektor pertanian. Memasuki akhir semester I-2008, kenaikan harga minyak dunia akhirnya berimplikasi dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar 28,7 persen. Meski pada akhirnya