Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

FENOMENA BAKSO BABI & KERANG: POTRET ANOMALI EKONOMI RAKYAT (Perspektif, Radar Jember, 18 Desember 2012, Hlm. 29)

Gambar
Oleh: Khairunnisa Musari Salah satu pemberitaan media nasional dalam sepekan ini yang menarik perhatian adalah kasus bakso babi oplosan di Jakarta. Bermula dari langka dan mahalnya daging sapi di ibukota selama beberapa bulan menyebabkan pedagang bakso kelimpungan. Mereka harus mencari akal agar bahan bakunya tetap tersedia dengan murah dan tidak perlu menjual dengan harga lebih mahal. Setelah tiga pedagang bakso dan satu lokasi penggilingan bakso ditemukan memakai oplosan daging babi, hampir seluruh pedagang bakso di wilayah Jakarta menjadi resah. Sampel bakso mengandung babi ditemukan di semua wilayah Jakarta, baik Selatan, Timur, Utara, dan Barat. Pedagang yang tetap mempertahankan keaslian daging sapi sebagai bahan baku baksonya ikut terimbas. Jualannya menurun. Dalam satu waktu mereka umumnya dapat menjual ratusan mangkok, pasca terkuaknya oplosan daging babi membuat mereka hanya mampu menjual 10 mangkok. Tak berbeda jauh dengan Jakarta, di Surabaya pun pedagang b

BELAJAR KAKAO DARI BLITAR: APA KABAR PENGGIAT KAKAO JEMBER? (Radar Jember, Perspektif, 12 November 2012)

Gambar
Oleh: Khairunnisa Musari* Akhir pekan lalu, saya kedatangan tamu istimewa. Ketika Simposium Kakao Nasional di Padang selama lima hari tengah berlangsung, saya memperoleh kabar bahwa Ketua Asosiasi Petani Kakao Indonesia (APKAI) Pusat ingin berkunjung ke Lumajang untuk menemui saya. Wah, kabar ini tentu mengejutkan. Selain karena saya memang tidak mengenal sosok sang ketua, saya juga tidak tahu apa yang beliau ingin sampaikan hingga jauh-jauh dari Padang mengupayakan mampir ke Lumajang untuk menemui saya. Sesuai waktu yang disepakati, akhirnya saya bertemu Ketua APKAI. Setelah berkenalan, saya langsung menanyakan mengapa Pak Arif Zamroni, namanya, tiba-tiba ingin menemui saya. Akhirnya berceritalah beliau. Semua bermula dari seorang sahabatnya yang mengalami kebangkrutan. Namun, berkat pohon kakao yang saat itu tumbuh liar di halaman rumahnya, sahabat Pak Arif secara bertahap dapat memulihkan perekonomian keluarga. Bahkan, sang sahabat, kini telah dapat menjadikan pohon kak

SWASEMBADA KEDELAI, MUNGKINKAH? (Radar Jember, 10 September 2012)

Gambar
Oleh: Khairunnisa Musari “Kedelai langka, eh petani disuruh tanam kedelai. Kalau harga rendah dan produktifitas kecil, masa kita para petani mau nanam. Mending tanam palawija yang lain. Kalau mau nekan, tinggal mau beli dengan harga mahal kagak? Wani piro? Saran saya, mending gak usah makan tempe dan tahu, ganti saja dengan kangkung, simbukan, daun bluntas, lele, wader, dan belut. Murah. Tidak repot!”   Itulah secuplik status Fesbuk dari Pak Soegito asal Puger, Jember Selatan. Pasca pemberitaan mogok produksi tahu tempe di ibukota beberapa waktu lalu, yang diikuti dengan pencanangan pemerintah untuk berswasembada kedelai tahun 2014, Pak Soegito menyampaikan uneg-unegnya di status Fesbuk. Pak Soegito mungkin bukan petani sejati. Usahanya lebih banyak berkonsentrasi pada bisnis ayam pelung. Tetapi, keluarga besarnya menanam kol dan jagung. Bagi Pak Soegito dan keluarga, menanam kedelai tidak ada menariknya. Menanam jagung terbukti jauh lebih menguntungkan. Meski biay

BERPIHAKLAH PADA SEKTOR PERTANIAN! (Radar Jember, 30 Juli 2012, Hlm. 29)

Gambar
  Oleh: Khairunnisa Musari* Sepekan terakhir ini terdapat dua persoalan di sektor pertanian yang menjadi berita panas. Pertama, melonjaknya harga kedelai impor yang berujung pada aksi mogok produksi massal yang dimotori para perajin tahu tempe di ibukota selama tiga hari. Kedua, gagal panennya petani tembakau dan cabai di Jember Selatan karena banjir. Yang mengenaskan, gagal panen ini ternyata menggunakan dana pinjaman perbankan sekitar Rp 70-90 juta untuk membiayai penanamannya. Dalam kasus pertama, jika kita kilas balik ke belakang, ketergantungan terhadap impor kedelai terkait langsung dengan krisis ekonomi 1997/1998 yang berujung pada penandatanganan letter of intent (LoI) antara International Monetary Fund (IMF) dan pemerintah Indonesia. Saat itu, kesepakatan tersebut menyatakan secara eksplisit bahwa pemerintah harus mengurangi dan meniadakan proteksi terhadap sektor pertanian. Dalam jangka pendek, kebijakan tersebut menguntungkan konsumen karena harga komoditas

RENTANNYA GADAI EMAS DI BANK SYARIAH (Bisnis Indonesia, 16 Juli 2012)

Gambar
Oleh: Rifki Ismal* Khairunnisa Musari** Memasuki awal 2012, banyak ahli ekonomi dunia memprediksi harga emas akan kembali meningkat . Harga emas yang selama 10 tahun berturut-turut mengalami kenaikan, diyakini akan melanjutkan tren bullish. Sejumlah bank sentral di dunia, termasuk pula miliarder George Soros, beberapa kali diberitakan memborong emas dalam jumlah besar. Tak pelak lagi, emas kini menjadi primadona. Termasuk pula pada industri perbankan syariah di Indonesia. Sejak satu dekade terakhir, harga emas cenderung menunjukkan tren peningkatan. Hal ini mendorong minat investor untuk menanamkan dana dalam bentuk emas dan gadai emas. G aung emas juga merambah industri perbankan syariah . Kegiatan qardh dan rahn menjadi motor penggeraknya . Secara teknis, proses gadai emas di bank syariah dimulai ketika nasabah datang ke bank syariah untuk menggadaikan emas. Dengan asumsi emas yang akan digadaikan tersebut bernilai (X), bank syariah akan melakukan penilaia

Hayooo, Siapa yang Suka Transaksi Emas Jelang Ramadhan? (Radar Jember, 16 Juli 2012, Hlm. 25))

Gambar
Oleh: Khairunnisa Musari* Sudah mau Ramadhan. Hayooo, siapa yang kalau menjelang bulan puasa suka bertransaksi emas? Coba deh perhatikan, kalau menjelang bulan puasa seperti saat ini, pasti tempat-tempat pegadaian semakin ramai. Nasabah pegadaian dapat dipastikan melonjak. Selain barang elektronik, banyak juga yang menggadaikan emasnya. Alasan yang kerap dikemukakan adalah untuk memenuhi kebutuhan di bulan puasa. Apalagi, bulan puasa ini berdekatan dengan tahun ajaran baru bagi anak-anak sekolah. Selain pegadaian, toko emas di beberapa tempat juga menggeliat. Meski tidak seramai pegadaian, tetapi ada fenomena menarik yang bisa kita lihat di toko emas. Jika orang pergi ke pegadaian untuk menggadaikan emas dan kemudian mulai menyicilnya pasca lebaran, nah orang yang ke toko emas itu ternyata ada yang berperilaku kebalikan dari orang yang ke pegadaian. Ya, mereka ke toko emas untuk membeli emas dan kemudian menjualnya lagi setelah lebaran usai. Mmm, kira-kira untuk apa ya m

Melirik Wakaf Produktif (Radar Jember, 2 Juli 2012)

Gambar
                                                     Oleh: Khairunnisa Musari Apa yang ada di benak anda ketika mendengar sebuah negara bernama Bahrain? Mmm, saya yakin, bapak-bapak dan mas-mas pasti akan lebih mengenal nama negara ini ketimbang ibu-ibu dan mbak-mbak. Hayo kenapa? Ya, kalau bapak-bapak dan mas-mas, terutama yang penggila bola, tentu masih lekat di ingatan ketika Timnas Indonesia dikalahkan 10-0 oleh Timnas Bahrain di sebuah stadion ‘kumuh’ di Bahrain. Menyakitkan ya! Tapi, meski kalah mengenaskan, warga Indonesia yang bermukim di Bahrain tetap menyambut pemain Timnas Indonesia bak selebritis, lho! Pertengahan April lalu, alhamdulillah, saya mendapat kesempatan mengunjungi Bahrain selama hampir 2 pekan. Penantian selama hampir setahun untuk mengunjungi Negeri 2 Lautan tersebut, akhirnya terjawab dengan sebuah calling visa dari Bahrain Institute of Banking and Finance (BIBF) yang merekomendasi kunjungan saya melalui sebuah invitasi riset. Ya, Bahrain s

INVESTASI EMAS (SYARIAH) BERIMBAL HASIL MENGGIURKAN? (Harian KONTAN, 22 Juni 2012, Hlm. 23)

Gambar
Oleh: Khairunnisa Musari* Emas memang selalu memikat. Nilainya yang terus meningkat dalam jangka waktu menengah dan panjang menjadi alasan utama untuk menjadikannya sebagai instrumen investasi. Tak heran jika terus bermunculan perusahaan-perusahaan yang menawarkan jasa investasi emas. Termasuk pula salah satunya perusahaan berlabel syariah yang memberi penawaran imbalan hasil yang menggiurkan bagi investor (www.kontan.co.id, 18 Juni 2012). Harga emas tercatat mengalami kenaikan cukup tinggi mulai tahun 2001 dengan rata-rata kenaikan sekitar 17%. Sebelumnya, kenaikan harga hanya di kisaran 6%. Banyak pihak yang meyakini bahwa emas tengah mengalami bubble. Hal ini didasari oleh kian maraknya emas menjadi komoditas dan semakin kuatnya keyakinan masyarakat bahwa emas akan mengalami kenaikan harga secara permanen melampaui tingkat inflasi. Dapat dipahami jika investasi emas menjadi tampak menarik karena apresiasinya jauh lebih besar daripada deposito atau sejenisnya. Gau