Postingan

Menampilkan postingan dengan label Perempuan

(Refleksi Hari Ibu) Perempuan, Sains, dan Peradaban (Portal Jember, Pikiran Rakyat Media Network, Esai, 22 Desember 2020)

Gambar
 https://portaljember.pikiran-rakyat.com/opini/pr-161146986/refleksi-hari-ibu-perempuan-sains-dan-peradaban Oleh: Khairunnisa Musari*   "Throughout Islamic history, women have played important and influential roles in major areas such as policy making, politics, academia and business; from the first woman entrepreneur, Khadija bint Khuwailad, to thousands of other Muslim women.” ~ WOMANi 2020 Peringatan Hari Ibu ke-92 tahun 2020 mengusung tema ‘Perempuan Berdaya, Indonesia Maju’. Dari empat subtema yang telah ditetapkan, dua diantaranya adalah tentang memaknai “perjuangan perempuan masa kini untuk Indonesia maju” dan “perempuan dan laki-laki,   bersama dan berbagi untuk negeri". Kedua subtema tersebut sangat berkaitan dengan 12 area kritis yang termuat dalam Beijing Platform for Action (BPFA) yang diantaranya adalah tentang ‘Perempuan dan Kemiskinan’, ‘Perempuan dan Pendidikan’, ‘Perempuan dan Kesehatan’ serta ‘Perempuan dan Ekonomi’. Instruksi Presiden (Inpres...

Emansipasi Perempuan di Tengah Pandemi (Banjarmasin Post, Tribun Forum, 22 April 2020, Hlm. 8)

Gambar
  Oleh: Khairunnisa Musari Peringatan Hari Kartini tahun ini menginjak usia ke-141. Kartini direfleksikan sebagai simbol perjuangan perempuan Indonesia dalam mengangkat harkat martabatnya. Salah satu karakter Kartini yang cukup menonjol adalah kegemarannya membaca dan menulis. Pada tataran inilah Kartini memberi teladan bagaimana perempuan yang memiliki pengetahuan dapat memberi makna lebih baik bagi kehidupan.   Nun jauh berabad-abad sebelum Kartini lahir, di ujung utara bagian barat Afrika, kehadiran Fatimah al-Fihri juga menjadi inspirasi bagaimana perempuan mampu menjadi agen peradaban. Jika Kartini membuka jalan bagi perempuan Indonesia untuk mengakses pendidikan dan berpartisipasi dalam kegiatan publik, Fatimah membuka jalan bagi berkembangnya tradisi keilmuan secara kelembagaan melalui institusi perguruan tinggi. Berawal dari sebuah masjid, Universitas Qarawiyyin yang dibangun Fatimah menjadi universitas tertua di dunia, jauh lebih tua daripada Universi...

Literasi Keuangan, Kenapa Harus Perempuan? (Jawa Pos Radar Jember, Perspektif, 23 Februari 2018, Hlm. 21 & 31)

Gambar
Oleh: Khairunnisa Musari “Menurut analisis saya, setelah 15 tahun berkecimpung di kredit mikro, yang membuat kesejahteraan mereka tidak menjadi lebih baik itu karena kreditnya dibelanjakan dalam satu dompet, ya untuk investasi, untuk konsumsi, untuk modal, dll. Ada debitur yang bangga mengatakan telah menjadi nasabah peminjam dari sejak 1980-an sampai sekarang, padahal nilai pinjamannya kalau dikonversikan ya hampir sama nilai uangnya saat itu dengan masa kini, paling selisih inflasi…” Demikian Pak Riz Nurmaji, seorang kepala unit dari sebuah lembaga keuangan yang terkenal dengan kredit mikronya hingga pelosok desa, menjawab pertanyaan saya. Saya bertemu beliau ketika mengunjungi mahasiswa yang sedang melaksanakan praktek pengalaman lapangan (PPL) di lembaga yang dipimpinnya. Dari silaturahim tersebut, saya memperoleh pencerahan atas sejumlah hipotesis yang selama ini ada di benak saya. Ya, ketika riset lapangan, saya menemukan sebagian masyarakat di daerah yang kera...

LITERASI KEUANGAN PEREMPUAN (Jawa Pos, 28 Desember 2013, Hlm. 4)

Gambar
Oleh: Khairunnisa Musari* Prioritas pembangunan yang harus dicapai pada tahun 2015 dalam Millenium Development Goals (MDG’s) adalah mendorong pemberdayaan perempuan, Indonesia dalam hal pendidikan telah mencapai kemajuan dalam meningkatkan kesetaraan dan keadilan antara penduduk laki-laki dan perempuan. Ditengah deru kemajuan, perempuan Indonesia masih mengalami banyak ketertinggalan di bidang ekonomi. Akses perempuan terhadap lembaga keuangan masih rendah. Dalam struktur angkatan kerja, perempuan memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah daripada laki-laki. Studi International Network and Financial Education (INFE) dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) tahun 2013 berjudul Addressing Women’s Needs for Financial Education menunjukkan kebutuhan akan literasi keuangan bagi perempuan sangat akut dalam isu kesetaraan gender. Studi ini menunjukkan, perempuan tidak hanya memiliki pengetahuan keuangan yang lebih rendah, tetapi juga memiliki kurang k...