Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

INVESTASI EMAS (SYARIAH) BERIMBAL HASIL MENGGIURKAN? (Harian KONTAN, 22 Juni 2012, Hlm. 23)

Gambar
Oleh: Khairunnisa Musari* Emas memang selalu memikat. Nilainya yang terus meningkat dalam jangka waktu menengah dan panjang menjadi alasan utama untuk menjadikannya sebagai instrumen investasi. Tak heran jika terus bermunculan perusahaan-perusahaan yang menawarkan jasa investasi emas. Termasuk pula salah satunya perusahaan berlabel syariah yang memberi penawaran imbalan hasil yang menggiurkan bagi investor (www.kontan.co.id, 18 Juni 2012). Harga emas tercatat mengalami kenaikan cukup tinggi mulai tahun 2001 dengan rata-rata kenaikan sekitar 17%. Sebelumnya, kenaikan harga hanya di kisaran 6%. Banyak pihak yang meyakini bahwa emas tengah mengalami bubble. Hal ini didasari oleh kian maraknya emas menjadi komoditas dan semakin kuatnya keyakinan masyarakat bahwa emas akan mengalami kenaikan harga secara permanen melampaui tingkat inflasi. Dapat dipahami jika investasi emas menjadi tampak menarik karena apresiasinya jauh lebih besar daripada deposito atau sejenisnya. Gau

Kebangkitan Sukuk sebagai Instrumen Moneter (Harian Bisnis Indonesia, 25 November 2011)

Gambar
Tidak sengaja menemukan kliping artikel ini di dunia maya. Setelah berbulan-bulan, baru mengetahui ada pemuatan tentang artikel ini. Ya begitulah kalau tidak berlangganan koran atau majalah yang kita kirimi artikel serta terbatas waktu untuk mengeceknya, sering kali kelewat, bahkan lupa. Trims banget untuk yang sudah memotong artikel ini dan mempostingnya di dunia maya... Oleh:  Khairunnisa Musari Sukuk tidak saja berpotensi menjadi instrumen pembiayaan pembangunan. Sukuk juga berpotensi menjadi instrumen pengelola mismatch liquidity atau pengelola excess and lack of liquidity . Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S) yang baru saja terbit Agustus lalu adalah wajah lain dari sukuk yang kini merambah wilayah moneter. Sejak penerbitan perdana tahun 2008, fungsi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara memang masih belum beranjak jauh dari keberadaannya sebagai instrumen fiskal. Dalam peta kebijakan fiskal di Indonesia, penerbitan sukuk termasuk da

MEMBIDIK BAHRAIN SEBAGAI PINTU MASUK TIMUR TENGAH (HARIAN KONTAN, 8 JUNI 2012, HLM. 23)

Gambar
Oleh: Khairunnisa Musari Tak bisa dipungkiri, banyak negara yang melirik Timur Tengah. Berlimpahnya likuiditas di sana menjadi daya tarik utama, meski bukan satu-satunya. Bahrain, negara kecil yang paling minim sumber daya alam (SDA) di antara negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC), sesungguhnya berpotensi menjadi pintu gerbang bagi Indonesia untuk masuk pasar Timur Tengah. Luas wilayah negara Bahrain tak lebih besar dari Provinsi DKI Jakarta. Namun, daratan negara Bahrain terus meluas seiring dengan berbagai proyek pengerukan pasir untuk menimbun lautan menjadi daratan. Ya, negara kecil yang diapit Saudi Arabia, Qatar, dan Teluk Arat ini tengah gencar membangun dalam rangka mewujudkan visi sebagai The Development Nation tahun 2030 yang diantaranya adalah menjadi pusat keuangan dan perbankan dunia. Salah satu strateginya adalah menjadikan industri keuangan dan perbankan Islam sebagai pendorongnya. Kini, Bahrain menjadi kandidat kuat sebagai pemimpin pusat keuang