Postingan

Menampilkan postingan dari Juni 3, 2010

Jeruk Lokal VS Jeruk Impor (Radar Jember, Perspektif, 29 Mei 2010, Hlm. 33)

Gambar
Oleh: Khairunnisa Musari Oleh: Khairunnisa Musari Jeruk kok makan jeruk!!! Begitulah sebuah iklan minuman rasa jeruk yang dulu sering muncul di televisi. Mungkin pernyataan itu cukup pas untuk menggambarkan fenomena ‘perseteruan’ jeruk impor dan jeruk lokal belakangan ini. Harus diakui, j eruk impor kian laris manis. Keberadaannya merajai di hampir semua sentra-sentra penjualan buah. Belum lagi dengan pedagang dadakan yang menggunakan mobil untuk menjajakan di ruas-ruas jalan. Ditambah dengan kian menjamurnya pasar ritel modern di wilayah ibukota-ibukota kecamatan semakin menambah ‘promosi’ jeruk impor. Kehadiran jeruk impor bukannya tak boleh, terlebih dengan adanya perjanjian perdagangan internasional dan Asean - C h ina Free Trade Area (ACFTA) yang melegitimasinya. Namun demikian, tak layak pula jika kita membiarkan petani jeruk lokal harus terjerembab. Tidak bisa dipungkiri, dominasi jeruk lokal mengalami kemerosotan. Jika secara umum permintaa