Postingan

Menampilkan postingan dari Mei 10, 2010

TEBU & GULA (Radar Jember, Perspektif, 8 Mei 2010, Hlm. 33)

Oleh: Khairunnisa Musari Katanya, tebu manis rasanyaa… Kucoba tanam di pinggir hati... Sayang sungguh sayanggg… Tebu berduri menusuk hati… Syair lagu yang dinyanyikan almarhum Meggy Z adalah sebuah kiasan. Namun syair tersebut bak kenyataan sekaligus membantah pepatah ‘ada gula ada semut’. Banyak yang mengira, hidup petani tebu semanis rasa gula. Banyak yang mengira ketika harga gula melambung, maka petani menjadi lebih sejahtera. Realitas menunjukkan tidak sedikit petani yang mengeluh bahwa tingginya harga gula di pasaran justru menyakitkan. Di Lumajang, Jember, dan Bondowoso, pasti tidak sulit menemukan petani tebu. Petani tebu di wilayah ini menyebar di hampir semua kecamatan. Ya, tiga kabupaten ini masing-masing memiliki Pabrik Gula (PG) yang menjadi penampung tebu-tebu petani. Di Lumajang, ada PG Jatiroto. Di Jember, ada PG Semboro. Di Bondowoso, ada PG Pradjekan. Lantaran kehadiran PG ini pulalah yang kadang-kadang menyebabkan kecamatan tempat beradanya PG tersebut menjadi jauh