PISANG AGUNG (Radar Jember, Perspektif, 3 April 2010, Hlm. 1)
Oleh: Khairunnisa Musari Ramadhan 2008: “Kami baru saja berbuka kolak pisang kirimanmu. Beberapa sisir saya kirim ke Ibu di Bandung. Beliau senang sekali. Trims ya.” Ramadhan 2009: “Kami baru pulang dari Swiss. Baru saja saya dan Meutia berbuka dengan keripik pisang kirimanmu. Kami memakannya dengan olesan madu. Lezat sekali.” Begitulah secuplik SMS yang pernah dikirimkan Prof. Sri-Edi Swasono, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, pada saya. Beliau adalah suami dari Ibu Meutia Hatta, mantan Menteri Pemberdayaan Wanita era Kabinet Indonesia Bersatu I yang juga putri dari salah satu proklamator Indonesia. Ya, pisang agung Lumajang adalah salah satu hal yang mendekatkan saya dan Pak Edi. Ketika mengetahui saya berasal dari Lumajang, beliau spontan menyampaikan keinginannya untuk menikmati pisang agung. Saya biasanya memesan pada petani di Senduro dan kemudian mengirimkannya via paket ke Jakarta. Dari Jakarta lalu ke Bandung. Mengapa Bandung? Ya, karena Pak Edi biasanya se