Yuk, Perangi Riba dan Rentenir! (Perspektif, Jawa Pos Radar Jember, 18 Juli 2016, Hlm. 1 dan 11)
Oleh: Khairunnisa Musari* “Iya, Mbak. Pak Kyai yang mengadakan istighosah itu juga bahas soal rentenir. Pak Kyainya bilang, kalau dari yang hadir di acara tersebut punya tetangga atau saudara yang punya tanggungan utang ke rentenir dan tidak mampu membayar, disuruh menghadap Pak Kyai. Pak Kyainya mau membayarkan...” Demikian cerita Mas Chandra, sopir yang selama 1,5 tahun lebih bekerja pada keluarga besar saya. Saya menanyakan tentang acara istighosah yang ia ikuti pekan lalu. Lantaran mengikuti kegiatan tersebut, Mas Chandra terlambat menjemput Bapak Ibu saya hingga 2 jam karena kendaraannya terjebak di dalam halaman parkir. Penjelasannya kemudian menyinggung topik rentenir yang beberapa bulan belakangan intens menjadi bahan kajian akademis saya bersama nanofinance dan waqf-sukuk untuk konferensi yang diprakarsai Islamic Development Bank (IDB). Saya menemukan ‘profesi’ rentenir banyak terdapat di negara-negara Asia. Sebut saja diantaranya Bangladesh, In