Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2010

EKONOMI MADANI (Radar Jember, Perspektif, 27 Februari 2010, Hlm. 1)

Oleh: Khairunnisa Musari Akhir pekan ini, geliat sektor riil diramaikan oleh peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Banyak cara dari masyarakat kita dalam memperingatinya. Anak sekolah selevel playgroup dan TK biasanya disuruh membawa keranjang berisi kue atau buah. Anak sekolah tingkat SD, SMP atau SMU biasanya menggelar pengajian. Begitu pula dengan lingkungan kampung. Sedangkan di ibukota kabupaten biasanya digelar tabligh akbar. Uniknya, yang lazim terjadi di sejumlah daerah di Lumajang, Jember, dan Bondowoso adalah budaya menghantar makanan ke mesjid/mushola/langgar. Ada juga yang hantar-menghantar makanan antar tetangga. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan masyarakat dalam memperingati Maulid Nabi ini sedikit memicu meningkatnya harga kebutuhan bahan pokok. Meski tidak setajam ketika Ramadhan, namun lonjakan ini mempengaruhi inflasi pada bahan makanan. Yang paling kentara terlihat adalah harga cabai yang menyentuh angka Rp 25.000-30.000 per kg. Fenomena ini menarik untuk disi

MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN (Radar Jember, Perspektif, 20 Februari 2010, Hlm. 1)

Oleh: Khairunnisa Musari Dalam Annual Banker's Dinner di Kantor Bank Indonesia (KBI) Jember setahun lalu kala mendampingi Direktur Indef yang diundang menjadi pembicara, saya mendapati kinerja intermediasi perbankan di wilayah kerja KBI Jember yang menarik untuk disimak. Tercatat rata-rata pertumbuhan kredit, loan to deposit ratio (LDR), dan non performing loan (NPL) perbankan di wilayah KBI yang menaungi Jember, Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi pada 2008 masing-masing sebesar 20,18% (yoy), 94,57%, dan 4,18%. NPL mengalami penurunan minus 32,03% (yoy). Data ini menunjukkan, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perbankan di wilayah kerja ini hampir sepenuhnya dikembalikan pada masyarakat melalui penyaluran kredit dan diimbangi dengan kualitas kredit yang membaik. Capaian ini juga menunjukkan kinerja intermediasi yang melampaui kinerja Jatim dan nasional. Berikutnya, dari total kredit yang diberikan, porsi terbesar menurut sektor ekonomi tersalurkan pada Sektor Perdag

WAKAF UANG (Republika, Berita Jatim, Kolom Syariah, 19 Februari 2010, Hlm. 15)

Oleh: Khairunnisa Musari* Awal Januari lalu, Badan Wakaf Indonesia (BWI) mencanangkan Gerakan Nasional Wakaf Uang. Dalam membuka tafsir luas tentang wakaf yang semula hanya pada tanah dan bangunan, wakaf uang adalah suatu terobosan. Jika dikelola secara produktif, wakaf uang sesungguhnya dapat menjadi solusi persoalan ekses likuiditas. Selain akad tijarah , fiqh muamalah juga mengenal akad tabarru’ yang dapat menjadi alternatif kebijakan pemerintah dalam membangun kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Sebagai salah satu instrumen keuangan Islam berbasis akad tabarru’ , wakaf tidak hanya unggul dalam mengatasi berbagai persoalan sosial, tetapi juga unggul dalam mengelola likuiditas perekonomian. Di Indonesia, lahirnya undang-undang (UU) tentang Wakaf menjadi momentum untuk memberdayakan wakaf secara produktif. Kehadiran regulasi ini mengandung pemahaman yang komprehensif dan modernitas terhadap pemberdayaan potensi wakaf. Dalam beberapa tahun terakhir, wacana pemberdayaan wakaf secara

MENGEMBANGKAN EKSISTENSI SUKUK RITEL (HARIAN KONTAN, OPINI, 18 FEBRUARI 2010, HLM. 23)

Gambar
Oleh: Khairunnisa Musari (Mahasiswa S3 Prodi Ilmu Ekonomi Islam Unair, Surabaya) Di tengah kondisi pasar obligasi global yang tidak menentu, penjualan sukuk ritel SR-002 pada pasar domestik justru menuai sukses. Seperti sebelumnya, jumlah permintaan melampaui target indikatif. Hal ini menunjukkan besarnya potensi pasar sukuk dalam negeri. Ke depan, eksistensi sukuk ritel perlu dikembangkan untuk menjadi lebih bermakna. Penjualan sukuk ritel seri SR-002 baru saja berlalu. Dana yang terserap mencapai Rp 8,033 triliun atau 267,77 persen dari target indikatif awal pemerintah yang sebesar Rp 3,0 triliun. Angka ini juga mencapai 184,69 persen melampaui target awal seluruh agen penjual sukuk ritel yang sebesar Rp 4,35 triliun. Sebelumnya, penjualan sukuk ritel perdana SR-001 pada 25 Februari 2009 lalu juga menuai sukses. Pemerintah menyerap semua permintaan sebesar Rp 5,556 triliun. Pembelian ini melebihi target penjualan sebesar 313,91 persen dari target penjualan awal seluruh agen penjual

PEMBANGUNAN EKONOMI YANG HUMANIS (RADAR JEMBER, PERSPEKTIF, 13 FEBRUARI 2010, HLM. 1)

Oleh: Khairunnisa Musari (Mahasiswa Program Doktoral Unair dan Peneliti Islamic Financial Development Institute) Masih ingat Muntik? Saya akan ingatkan. Pada akhir Oktober 2009 lalu, seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Tengku Ampuan Rahimah, Malaysia. TKI tersebut meninggal setelah 6 hari dirawat akibat tindak kekerasan oleh majikan. Dialah Muntik binti Hani. Dengan majikan sebelumnya, Muntik pun mengalami kekerasan, baik fisik maupun nonfisik. Selama 5 tahun, Muntik “hanya” bisa mengirim uang Rp 27 juta karena gajinya tidak dibayar. Muntik mengeluh tidak tahu harus berbuat apa. Hingga akhirnya, penyiksaan yang berlanjut oleh majikan kedua berujung dengan kematian. Muntik adalah salah satu warga Dusun Pondok Jeruk Barat. Dusun Pondok Jeruk Barat, Desa Wringin Agung, Kecamatan Jombang pun mendadak terkenal. Meski banyak yang salah kaprah mengira dusun ini berada di Kabupaten Jombang, namun sesungguhnya dusun kecil ini berada di Kabupaten Jember dan d