Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2012

BERPIHAKLAH PADA SEKTOR PERTANIAN! (Radar Jember, 30 Juli 2012, Hlm. 29)

Gambar
  Oleh: Khairunnisa Musari* Sepekan terakhir ini terdapat dua persoalan di sektor pertanian yang menjadi berita panas. Pertama, melonjaknya harga kedelai impor yang berujung pada aksi mogok produksi massal yang dimotori para perajin tahu tempe di ibukota selama tiga hari. Kedua, gagal panennya petani tembakau dan cabai di Jember Selatan karena banjir. Yang mengenaskan, gagal panen ini ternyata menggunakan dana pinjaman perbankan sekitar Rp 70-90 juta untuk membiayai penanamannya. Dalam kasus pertama, jika kita kilas balik ke belakang, ketergantungan terhadap impor kedelai terkait langsung dengan krisis ekonomi 1997/1998 yang berujung pada penandatanganan letter of intent (LoI) antara International Monetary Fund (IMF) dan pemerintah Indonesia. Saat itu, kesepakatan tersebut menyatakan secara eksplisit bahwa pemerintah harus mengurangi dan meniadakan proteksi terhadap sektor pertanian. Dalam jangka pendek, kebijakan tersebut menguntungkan konsumen karena harga komod...

RENTANNYA GADAI EMAS DI BANK SYARIAH (Bisnis Indonesia, 16 Juli 2012)

Gambar
Oleh: Rifki Ismal* Khairunnisa Musari** Memasuki awal 2012, banyak ahli ekonomi dunia memprediksi harga emas akan kembali meningkat . Harga emas yang selama 10 tahun berturut-turut mengalami kenaikan, diyakini akan melanjutkan tren bullish. Sejumlah bank sentral di dunia, termasuk pula miliarder George Soros, beberapa kali diberitakan memborong emas dalam jumlah besar. Tak pelak lagi, emas kini menjadi primadona. Termasuk pula pada industri perbankan syariah di Indonesia. Sejak satu dekade terakhir, harga emas cenderung menunjukkan tren peningkatan. Hal ini mendorong minat investor untuk menanamkan dana dalam bentuk emas dan gadai emas. G aung emas juga merambah industri perbankan syariah . Kegiatan qardh dan rahn menjadi motor penggeraknya . Secara teknis, proses gadai emas di bank syariah dimulai ketika nasabah datang ke bank syariah untuk menggadaikan emas. Dengan asumsi emas yang akan digadaikan tersebut bernilai (X), bank syariah akan melakukan penilaia...

Hayooo, Siapa yang Suka Transaksi Emas Jelang Ramadhan? (Radar Jember, 16 Juli 2012, Hlm. 25))

Gambar
Oleh: Khairunnisa Musari* Sudah mau Ramadhan. Hayooo, siapa yang kalau menjelang bulan puasa suka bertransaksi emas? Coba deh perhatikan, kalau menjelang bulan puasa seperti saat ini, pasti tempat-tempat pegadaian semakin ramai. Nasabah pegadaian dapat dipastikan melonjak. Selain barang elektronik, banyak juga yang menggadaikan emasnya. Alasan yang kerap dikemukakan adalah untuk memenuhi kebutuhan di bulan puasa. Apalagi, bulan puasa ini berdekatan dengan tahun ajaran baru bagi anak-anak sekolah. Selain pegadaian, toko emas di beberapa tempat juga menggeliat. Meski tidak seramai pegadaian, tetapi ada fenomena menarik yang bisa kita lihat di toko emas. Jika orang pergi ke pegadaian untuk menggadaikan emas dan kemudian mulai menyicilnya pasca lebaran, nah orang yang ke toko emas itu ternyata ada yang berperilaku kebalikan dari orang yang ke pegadaian. Ya, mereka ke toko emas untuk membeli emas dan kemudian menjualnya lagi setelah lebaran usai. Mmm, kira-kira untuk apa ya m...

Melirik Wakaf Produktif (Radar Jember, 2 Juli 2012)

Gambar
                                                     Oleh: Khairunnisa Musari Apa yang ada di benak anda ketika mendengar sebuah negara bernama Bahrain? Mmm, saya yakin, bapak-bapak dan mas-mas pasti akan lebih mengenal nama negara ini ketimbang ibu-ibu dan mbak-mbak. Hayo kenapa? Ya, kalau bapak-bapak dan mas-mas, terutama yang penggila bola, tentu masih lekat di ingatan ketika Timnas Indonesia dikalahkan 10-0 oleh Timnas Bahrain di sebuah stadion ‘kumuh’ di Bahrain. Menyakitkan ya! Tapi, meski kalah mengenaskan, warga Indonesia yang bermukim di Bahrain tetap menyambut pemain Timnas Indonesia bak selebritis, lho! Pertengahan April lalu, alhamdulillah, saya mendapat kesempatan mengunjungi Bahrain selama hampir 2 pekan. Penantian selama hampir setahun untuk mengunjungi Negeri 2 Lautan tersebut, akhirnya terjawab dengan sebuah calling visa ...