LUXEMBOURG MENUJU PUSAT KEUANGAN ISLAM EROPA (Majalah SHARING, Edisi 59 Tahun VI November 2011, Hlm. 42-43)
Oleh: Khairunnisa
Musari
Selama 3 hari Islamic Finance
News (IFN) Asia Forum 2011
berlangsung, setidaknya terdapat 9 negara yang berkesempatan memberi paparan
tentang potensi keuangan Islam di negara masing-masing melalui beragam session. Negara-negara tersebut adalah
Indonesia, Qatar, Australia, Srilanka, Oman, Jepang, Pakistan, Iran, dan
Luxembourg.
Country presentation dari negara Luxembourg cukup menarik perhatian peserta IFN Asia
Forum 2011. Selain karena tampaknya menjadi satu-satunya negara yang mewakili
kawasan Eropa, juga karena dihadiri langsung oleh Minister of Finance, Grand Duchy of Luxembourg, Luc Frieden. Pada
hari ketiga, Frieden menjadi pembuka acara melalui session for keynote address yang dimanfaatkannya untuk bercerita
tentang potensi keuangan Islam di Luxembourg.
Mengawali paparannya di podium, Frieden memulai dengan sebuah
pernyataan, “Saya yakin, anda semua bertanya-tanya
mengapa saya hadir di tempat ini. Bukankah negara-negara di Eropa sedang
mengalami krisis, lalu mengapa saya masih bisa-bisanya muncul di sini,”
katanya setengah berkelakar.
Ya, saya yakin pernyataan Frieden memang mewakili isi kepala hampir
kebanyakan peserta IFN Asia Forum 2011. Kawasan Eropa memang secara beruntun
mengalami krisis keuangan akibat utang Eurozone. Lalu mengapa Frieden masih
sempat-sempatnya ke Kuala Lumpur menghadiri acara ini?
Menjadi Pusat Keuangan
Islam Eropa dan Dunia
Luxembourg memang tampak serius untuk mengundang investor keuangan
Islam masuk ke negara tersebut. Frieden mengatakan, “Penting bagi kami untuk menghadiri perhelatan ini.
Pemerintah Luxembourg meyakini bahwa keuangan
Islam adalah bagian tak
terpisahkan dari sistem keuangan internasional. Beberapa negara Eropa memang sudah banyak
yang ingin menjadi pusat keuangan Islam dan Luxembourg juga memiliki potensi
untuk menjadi bagian dari pusat keuangan Islam di kawasan
ini.”
Frieden yang mengawali karir
politiknya melalui Partai Demokrat Kristen (Christian Social Party/CSV) ini pernah menjabat
sebagai Menteri Kehakiman dan Menteri Anggaran di usia 34 tahun. Berikutnya,
Frieden menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan kemudian menjadi Menteri
Keuangan sejak 2009 hingga saat ini. Beliau juga menjabat sebagai Gubernur Bank
Dunia serta menjadi wakil pemerintah Luxembourg dalam Council of Minister of the European Union.
Meski krisis ekonomi global tengah terjadi, Frieden menegaskan bahwa
pemerintahnya meyakini industri keuangan Islam akan tetap tumbuh
stabil. Hal ini setidaknya tercermin dari minat investor yang terus tumbuh
terhadap produk keuangan Islam. Frieden mengatakan, “Pemerintah Luxembourg melihat produk keuangan Islam sangat inovatif
dan adaptif bagi sistem keuangan
internasional. Untuk itu, pemerintah
Luxembourg ingin mengintegrasikan
produk keuangan Islam dengan produk keuangan yang sebelumnya telah ada di
Luxembourg.”
Frieden memang tidak menyia-nyiakan kesempatan dalam IFN Asia Forum
2011 untuk mengundang para
investor masuk ke Luxembourg. Panitia bahkan memberi
agenda khusus bagi pemerintah
Luxembourg melalui breakout
session untuk mengadakan Luxembourg
for Finance. Dalam kesempatan tersebut, Frieden
menyampaikan paparan khusus
berjudul “Kuala
Lumpur and Luxembourg: Partners for Global Financial Services”.
Dalam kesempatan yang sama, Chief
Executive Officer (CEO) Luxembourg for Finance, Fernand Grulms, juga
membawakan paparan “Luxembourg, An
International Hub for Financial Services”. Sedangkan Marc Saluzzi, Chairman of Association of Luxembourg Fund
Industry, membawakan paparan
“Luxembourg, Your
Gateway to Europe”. Kedua lembaga ini adalah tim kerja multidisipliner yang memang ditugaskan oleh pemerintah
Luxembourg untuk mengembangkan keuangan Islam di Luxembourg.
Lebih jauh, 2 mini seminar diselenggarakan
pula dalam kesempatan yang sama dengan tema
“How Can Asian Asset Managers Leverage The UCITs Products” dan “Luxembourg, A First Mover in The European
Islamic Finance Sector”. Tema terakhir ini cukup menarik. Meski klaim Luxembourg
akan menjadi pusat keuangan Islam di Eropa dan dunia dirasa terlambat,
mengingat sudah banyak negara di Eropa yang telah lebih dahulu mengklaim hal
demikian, tapi tekat besar Luxembourg memang sangat jelas terlihat. Banyak pembenahan regulasi, terutama pajak, yang terus digaungkan
pemerintah Luxembourg untuk menyambut para investor untuk masuk ke pasar
keuangan Islam di Luxembourg, utamanya dalam hal reksadana dan sukuk.
Menghilangkan Hambatan dan
Ketidakpastian
Wilayah Luxembourg berada di pegunungan dengan kotanya yang
berbukit-berbukit dan berjurang-jurang. Banyak peninggalan benteng, gereja, dan
kastil-kastil tua dari abad pertengahan yang menjadi saksi kejayaan peradaban
di masa lalu. Meski negeri ini mayoritas dihuni oleh penganut Katolik, namun
Luxembourg sangat terbuka untuk menjadi pusat keuangan Islam Eropa dan dunia.
Selain sebagai negara Eropa pertama yang bergabung
dalam Islamic
Financial Service Board (IFSB) pada November 2009 lalu, Luxembourg juga menjadi negara Eropa pertama
yang bursanya melakukan listing sukuk
sejak 2002. Saat ini, Luxembourg telah
memasuki tahap penting dalam peletakan fondasi pengembangan pasar uang Islam di
Eropa. Nota kesepahaman mulai dirintis bersama negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC) seperti
Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, dan Bahrain.
Frieden menegaskan, pemerintah Luxembourg berkomitmen untuk
menghilangkan hambatan dan ketidakpastian bagi investor yang ingin masuk ke
negara tersebut. Pemerintah setempat telah memberlakukan reformasi pajak bagi
seluruh produk keuangan Islam, utamanya untuk produk sukuk dan reksadana
syariah, guna memfasilitasi masuknya investasi berbasis syariah Islam dalam
jumlah besar. Akuisisi sejumlah bank di Luxembourg oleh institusi keuangan Islam Qatar tampaknya memang juga
menjadi landasan untuk pengembangan lebih lanjut bagi ceruk
bisnis keuangan Islam di Luxembourg.
Tidak bisa dipungkiri, krisis finansial Amerika Serikat (AS) dan
Eropa menjadi momentum bagi pasar keuangan Islam untuk kian mengukuhkan
keberadaannya. Semakin banyaknya penerimaan dari negara-negara yang mayoritas
penduduknya nonmuslim mengindikasikan bahwa pasar keuangan Islam dapat diterima
secara universal lintas agama, suku, dan bangsa. Sebagai salah satu negara
nonmuslim di kawasan Eropa, Luxembourg terus menunjukkan progres dari itikatnya
untuk menjadi pusat keuangan Islam Eropa dan dunia. Partisipasinya sebagai first mover dalam pencatatan surat
berharga Islam internasional menjadikan Luxembourg percaya diri untuk ambil
bagian dalam globalisasi keuangan Islam. Wallahua’lam
bish showab.
Komentar
Posting Komentar