Antara Odisha, Jember, dan Ekonomi Syariah (Jawa Pos Radar Jember, Perpektif, 18 Januari 2020. Hlm. 17 & 23)
Dear Dr. Musari,
Namaskar!
I am extremely humbled to get your
e-mail.
Thank you for your interest in nanofinance.
The concept truly helps the most under privileged women of the society. Aamara
Biswas (Our Trust) organization was started to implement the nanofinance
concept in the state of Odisha, India. Currently, we are working in more than
100 villages and helping about 15,000 women.
I live in US and come to Odisha every
year from 1997 for 3 to 4 months to work for the women of Odisha. I have
started another organization, Our Biswas (Our Belief In the Services of Women
of All Societies) in US to support/promote nanofinance concept in other parts
of the world…………………
Currently, I am in Odisha until March
18. Please let me know if I can be any help.
Looking forward to hearing from you.
Regards,
Joyasree (Ranu) Mahanti
Demikian sebagian
pesan balasan yang saya terima dari pendiri lembaga Aamara Biswas dan Our
Biswas tepat 1 Januari 2020. Senangnya mendapat balasan dari beliau hampir mendekati
senang saya ketika mendapat pesan dari Prof. Murat Cizakca, seorang sejarawan dari
universitas di Turki yang juga pakar wakaf. Buat saya, kiprah Mrs. Joyasree Mahanti
menjadi inspirasi untuk membantu kaum perempuan miskin melalui nanofinance
yang juga menjadi konsen saya dalam tiga tahun terakhir.
Nanofinance memang
belum sepopuler microfinance yang hingga hari ini diakui sebagai alat yang
efektif untuk pengentasan kemiskinan. Namun demikian, praktek nanofinance
sudah banyak dilakukan di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Realitas di
lapangan menunjukkan microfinance tidak selalu ampuh membantu masyarakat
miskin. Hal ini tercermin diantaranya dengan masih maraknya praktek rentenir di
sekitar kita.
Odisha
Odisha yang dikenal juga dengan sebutan Orissa berada di bagian timur
India. Sebagai salah satu negara bagian termiskin di India, 70 persen penduduk
Odisha tinggal di pedesaan. Odisha memiliki kondisi alam yang cukup berat. Gelombang
panas mematikan kerap menyerang wilayah ini. Termasuk hantaman petir yang beberapa
kali memakan banyak korban.
Odisha masih memiliki tradisi kuat pada wilayah-wilayah suku asli. Jumlah
penduduk suku asli di wilayah ini mencapai 23 persen dari total jumlah penduduk
India. Ibukotanya Bhubaneswar dikenal sebagai kota seribu candi. Secara
historis, wilayah ini memang menjadi salah satu pusat perkembangan agama Hindu
di India. Siapa sangka, Odisha ternyata juga menyimpan sejarah rute perjalanan
kuno yang menjadi saksi interaksi maritim yang kuat antara India dan Indonesia
dimasa lalu.
Sejumlah studi menunjukkan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan sosial
masyarakat di Odisha memiliki andil menjadikan perempuan sebagai kelompok termarjinalkan
di sana. Diskriminasi terhadap perempuan terjadi pada aspek pendidikan, kesehatan,
sosial, dan ekonomi.
Banyak momen memilukan yang disaksikan Mrs. Joyasree
Mahanti terhadap perempuan miskin di Odisha, terutama yang disebabkan oleh rentenir.
Inilah yang mendorong dirinya menggagas "Women Helping Women through Nanofinance"
melalui Aamara Biswas di Odisha pada 2007 dan Our Biswas di Amerika untuk
mendukung program-program nanofinance di India dan belahan bumi lainnya.
Pada 2013,
sebuah media menuliskan Odisha termasuk negara bagian India yang mengalami
penurunan tingkat kemiskinan yang tajam dibandingkan dengan negara bagian termiskin
lainnya. Termasuk terjadi penurunan tajam di daerah pedesaan. Jika media itu
benar, saya meyakini Aamara Biswas memiliki sumbangsih didalamnya.
Nanofinance dan Ekonomi Syariah
Praktek nanofinance
Aamara Biswas di Odisha sebenarnya selaras dengan praktek Lembaga Keuangan
Mikro Masyarakat (LKMM) di Jember yang kerap disebut ‘Bank Keluarga Miskin’
atau ‘Bank Gakin’. ‘Bank Gakin’ memberi pinjaman mulai dari Rp50 ribu hingga Rp1
juta.
Kehadiran ‘Bank Gakin’ sejatinya adalah upaya
pemerintah daerah mengatasi masalah sosial kemasyarakatan, dalam hal ini
memerangi praktek rente yang bunganya dapat mencapai 30 persen per minggu. Melalui
‘Bank Gakin’, masyarakat bawah dapat mengakses pinjaman tanpa agunan dengan
prosedur yang mudah dan cepat untuk memenuhi kebutuhan mendesaknya, terutama
dalam memenuhi modal usaha mikronya.
Keistimewaan praktek nanofinance Aamara
Biswas yang layak diadopsi oleh ‘Bank Gakin’ dan pelaku nanofinance lainnya adalah pinjaman yang bebas bunga.
Bahkan, tidak perlu meminta bagi hasil. Ini sejalan dengan akad qard atau qardhul hassan
dalam ekonomi syariah. Ibnu Majah meriwayatkan, Anas bin Malik berkata bahwa
Rasulullah bersabda, ”Aku melihat pada waktu malam di-isra’kan, pada pintu surga
tertulis: sedekah dibalas sepuluh kali lipat dan qardh delapan belas kali. Aku
bertanya, Wahai Jibril, mengapa qardh lebih utama dari sedekah? Ia menjawab,
karena peminta, meminta sesuatu padahal ia punya, sedangkan yang meminjam tidak
akan meminjam kecuali karena keperluan.”
Ya, nanofinance dengan
qardhul hassan mungkin bisa menjadi solusi untuk membantu
masyarakat miskin dari jeratan rentenir. Inilah titik pertemuan nanofinance dengan ekonomi syariah Nanofinance hadir bukan untuk menyaingi microfinance. Nanofinance melengkapi microfinance dengan
memberi pinjaman bernominal lebih kecil sesuai kebutuhan dan kemampuan peminjam.
Penerima manfaat nanofinance adalah masyarakat miskin. Untuk itu,
pembiayaan kategori ini harus meniadakan bunga atau beban administrasi, bahkan
bagi hasil, karena merupakan pinjaman kebajikan (qardh).
Wallahua’lam bish
showab.
Komentar
Posting Komentar